Kayu Ulin Khas Indonesia
Kayu ulin disebut juga dengan bulian
atau kayu besi adalah tanaman khas Kalimantan yang sering dimanfaatkan sebagai
bahan bangunan, seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang listrik, dan
perkapalan.
Kayu ulin termasuk jenis pohon besar
yang tingginya bisa mencapai 50 meter dan diameter mencapai 120cm. Karena
ketahanannya terhadap perubahan suhu, kelembapan dan pengaruh air laut, kayu
ulin memiliki sifat sangat berat dan keras. Maka, kayu ini juga sering disebut
sebagai kayu besi karena sangat kuat dan tahan banting.
Ulin tumbuh dengan berbagai keistimewaan tersendiri yang belum tentu dimiliki oleh kayu-kayu lain. Kayu ulin mampu tumbuh dengan diameter yang cukup besar dan tinggi, serta memiliki sifat yang sangat keras dan juga tidak mudah dimakan rayap. Nggak heran jika kayu ulin diburu oleh banyak orang. Selain itu, harga jualnya juga cukup tinggi. Banyak manfaat dari kayu khas Indonesia ini, yuk simak ulasannya!
Kayu ulin
memiliki nilai ekonomi yang tinggi

Kayu yang mendapat julukan sebagai
kayu besi ini memang nggak diragukan lagi nilainya. Banyak orang yang lebih
memilih kayu ulin sebagai bahan utama konstruksi dalam pembangunan. Di
Kalimantan, kayu ulin digunakan sebagai bahan konstruksi utama dalam membangun
rumah panggung.
Selain sebagai bahan utama konstruksi
bangunan, kayu ulin juga dapat digunakan untuk bahan pembuatan kerajinan,
seperti furnitur rumah.
Tunggak pohon ulin yang telah mati juga dapat dijadikan bahan kerajinan ukir
dengan nilai jual tinggi.
xKerajinan
Kayu U lin
pinterest.com
Bahkan, fosil kayu ulin yang telah
membatu di dalam hutan pun bisa digunakan sebagai bahan pembuatan perhiasan.
Rumornya, tekstur dan guratan kayu ulin lebih eksotis dibandingkan dengan batu
permata. Bahan baku kayu ulin juga mudah didapat dan lebih ringan untuk
pengerjaan pembuatan perhiasan.
Dengan sejuta
keistimewaan, kayu ulin juga bermanfaat dari segi ekologi

Tidak hanya menyumbang manfaat dari
segi ekonomi, kayu ulin juga bermanfaat bagi ekologi sekitarnya. Kayu ulin
merupakan tempat paling favorit bagi orang utan untuk membuat sarangnya. Orang
utan akan memakan daun-daun dari pohon ulin yang masih muda. Selain itu, pohon
ulin mampu mempertahankan manfaat air tanah dan menahan air dan tanah
itu sendiri, mencegah terjadinya erosi maupun longsor.
1. KAYU JATI
mebelkayukita.com

Kayu
jati merupakan salah satu jenis kayu yang sudah sangat populer sekali di
kalangan masyarakat. Karena kayu ini memiliki batang yang kokoh, unggul dan
kuat. Sehingga banyak yang menggunakannya sebagai bahan kerajinan tangan,
furnitur hingga pondasi rumah. Seperti di daerah Jepara, di sana anda dapat
menemukan beberapa produk handmade dari kayu jati.
Kayu
ini berasal dari pohon yang tingginya dapat mencapai 40 m dengan batang yang
lurus dan berdiameter besar. Pohon jati sendiri awalnya berasal dari Myanmar,
India, Thailand dan Laos. Sedangkan pohon jati yang sering kita temui, berasal
dari India.
Jenis
kayu yang satu ini memiliki fakta menarik, diantaranya:
§ Memiliki tekstur dan serat yang kokoh.
Sehingga sangat cocok untuk dijadikan pondasi atau furnitur rumah anda.
§ Dapat bertahan lama setelah dijadikan
produk.
§ Bentuknya tampak indah sehingga tidak
perlu divernis.
§ Mengandung minyak alami.
§ Harganya terus meningkat setiap
tahunnya. Sangat cocok dijadikan sebagai investasi jangka panjang.
§ Warnanya beragam dari cokelat hingga
cokelat keabu-abuan.
§ Sempat menjadi bahan dasar kapal di
dunia.
§ Memiliki zat alami anti rayap.
§ Mudah untuk dibentuk.
Itulah
beberapa fakta unik dari kayu jati, Semoga menjadikan anda semakin
tertarik untuk memiliki furnitur atau rumah berbahan dasar kayu jati.
Kerajinan Dari Kayu Jati
Sebagai Perabot Rumah Tangga
Kerajinan Dari Kayu Jati – Kelurahan Jepon,
Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, merupakan salah satu sentra produk kerajinan
kayu jati. Kurang lebih delapan kilometer dari kota Blora menuju kearah
Cepu, di sepanjang jalan berderet showroom sederhana yang menjual produk
kerajinan jati.
Di sini terdapat aneka model kerajinan
dari kayu jati yang
unik dan menarik, yang dapat digunakan untuk menambah nilai artistik
interior maupun eksterior rumah Anda sebagai hiasan maupun sebagai perabot
rumah tangga yang bermanfaat atau memiliki fungsi.
Dengan kekayaan alam dan potensi kayu jati di kabupaten
Blora yang cukup besar memiliki areal hutan jati yang cukup luas karena
mencapai 79.559.749
hektare atau43,70 persen dari total luas daerah. Menjadikan
masyarakat sekitar berupaya memaksimalkan hal tersebut, dengan membuat
kerajinan yang berbahan dasar kayu jati. Cukup banyak terdapat kerajinan jati
dari Blora seperti souvenir kayu jati dan furniture kayu jati.

Kerajinan Dari Kayu Jati Blora
Kerajinan Dari Kayu
Jati Aneka Model
Kerajinan kayu jati Blora memiliki ciri khas
tersendiri yang terletak pada bentuk atau model yang umumnya membulat dan
halus, berbeda dengan kerajinan kayu ukir seperti Jepara atau Bali. Dalam
pengerjaannya untuk membuat produk ini dilakukan dengan cara membubut potongan
kayu jati dengan menggunakan mesin bubut sehingga menghasilkan bentuk lekuk dan
alur sesuai seni, model, dan ukuran yang diinginkan.
Yang paling banyak diproduksi dengan sistem bubut seperti
contoh adalah tempat payung, lampu meja, lampu tidur, tongkat kayu, tempat
sampah, vas bunga, toples unik dan model lainnya.
Selain di wilayah kecamatan Jepon di beberapa kecamatan lain
juga masih bisa ditemui pengrajin kayu serupa yang memanfaatkan kayu jati yang
cukup melimpah dengan harga produk yang cukup bervariasi tergantung modelnya.
Kayu Cendana

Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon
penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan
sebagai rempah-rempah,
bahan dupa, aromaterapi,
campuran parfum,
serta sangkur keris (warangka).
Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad. Konon di Sri
Lanka kayu ini digunakan untuk
membalsam jenazah putri-putri raja sejak abad
ke-9. Di Indonesia, kayu inibanyakditemukan di Nusa Tenggara Timur,
khususnya di Pulau Timor,
meskipun sekarang ditemukan pula di Pulau
Jawa dan pulau-pulau Nusa
Tenggara lainnya.
Cendana
adalah tumbuhan parasit pada
awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk mendukung
pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung
kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau
dibudidayakan.[1]
Kayu
cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan harganya sangat
mahal. Di Indonesia, kayu cendana dari Timorjuga sangat dihargai. Sebagai gantinya sejumlah pakar
aromaterapi dan parfum menggunakan kayu cendana jenggi (Santalum spicatum). Kedua jenis kayu ini
berbeda konsentrasi bahan kimia yang dikandungnya, dan oleh karena itu kadar harumnya
pun berbeda.
Kayu
cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang lebih dekat kepada
Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal dalam bentuknya yang murni,
digunakan terutama untuk penyembuhan cara Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa cemas.
Kayu cendana sebagai bahan baku mebel atau furniture

Seperti jenis kayu pada umumnya, kayu cendana dapat dimanfaatkan
sebagai bahan utama pembuatan mebel. Bentuk pohonnya yang kokoh dan besar serta
kualitas kayu yang sangat baik, menjadikan kayu cendana sebagai salah satu kayu
yang sangat diperhitungkan dalam pembuatan furnitur. Banyak sekali furnitur
yang terbuat dari bahan dasar kayu cendana, seperti lemari,
meja makan, kursi, tempat tidur, bahkan kusen jendela dan pintu.
Menjadi bahan baku kerajinan tangan

Kita sering menemui suvenir berupa kerajinan tangan yang berbahan dasar
kayu. Umumnya, suvenir berbahan kayu tersebut berasal dari kayu cendana. Jangan
heran ya kalau harga suvenir ini lebih mahal dibandingkan suvenir berbahan kayu
lainnya. Kerajinan tangan yang biasa dibuat dari kayu cendana seperti kipas
tangan, gelang kayu dan tasbih.
Jenis Kayu Sonokeling

Keunikan
kayu Sonokeling dari kayu lainnya adalah warna hitam keunguan dengan tekstur
yang indah. Dengan harga yang jauh lebih murah daripada kayu jati, kayu
Sonokeling sangat awet dan tahan terhadap rayap. Menjadikannya pilihan sempurna
untuk Anda yang mementingkan keindahan kayu namun memiliki bujet terbatas.
Jenis Kayu Merbau

Tingkat
kekerasan yang dimiliki kayu Merbau membuatnya banyak dimanfaatkan sebagai
bahan pembuat furniture minimalis. Kayu jenis ini memiliki warna coklat
kemerahan dan cukup tahan terhadap serangan serangga. Kualitas inilah yang
mendudukan Kayu Merbau sebagai alternatif utama untuk kayu jati. Untuk urusan
harga, hanya terpaut sedikit di bawah kayu jati.
KAYU JATI

KAYU candana

KAYU ulin

KAYU merbau

Kayu Sonokeling

Kerajinan kayu jati

Kerajinan kayu sonokeling

Kerajinan kayu merbau

Kerajinan kayu cendana

Kerajinan kayu Ulin

Rotan
Balubuk (Calamus burckianus Beccari)
Rotan
Bubuai (Plectocomia elongata)
Rotan
Manau (Calamus manan)
Rotan
Sanjat (Calamus paspalanthus Beccari)
Rotan
Seuti (Calamus ornatus Blume)
Rotan
Sigisi (Calamus orthostachyus


Rotan
Getah
Rotan
udang

Rotan
sampang

Rotan
Cabang
Bambu tali
"Bambu apus"
beralih ke halaman ini. Untuk pengertian lain dari "Bambu apus", lihat Apus
(disambiguasi).
Bambu tali[6] atau bambu
apus (Gigantochloa apus) merupakan jenis bambu yang
tersebar luas di Indonesia dan Asiatropis. Bambu ini banyak
diusahakan untuk bahan baku pembuatan kerajinan tangan. Nama-nama daerahnya, di
antaranya, awi tali (Sd.); pring tali,
pring apus, pring apĕs, dĕling apus, d. tangsul (Jw.); pĕrréng talé (Md.); tiying tali,
tiying tlantan (Bl.), dan lain-lain.[7] Dalam bahasa Inggris ia
disebut string bamboo.[8]
Pengenalan[sunting | sunting
sumber]
Buluh
dan dedaunan
Bambu yang merumpun,
rapat dan tegak; rebungnya hijau, tertutup oleh bulu-bulu miang cokelat dan hitam. Buluhnya
lurus, mencapai tinggi 22 m dengan ujung yang melengkung;
mulai bercabang lk. 1,5 m di atas tanah. Panjang ruas 20-60 cm dan garis tengahnya 4–15 cm, tebal
dinding buluh lk. 1,5 cm; hijau kelabu hingga hijau terang atau kekuningan;
buku-bukunya sedikit menonjol.[9][10]
Pelepah buluh tidak lekas rontok; bentuk trapezoid, lk. 7-35 ×
8–26 cm, hijau akhirnya cokelat kekuningan; sisi luarnya tertutup oleh
miang berwarna cokelat gelap, yang kemudian rontok ketika pelepah mengering.
Daun pelepah buluh menyegitiga dengan dasar menyempit, 3-10(-18) × 2–5 cm,
terkeluk balik. Kuping pelepah seperti bingkai, lebar 4–8 mm dan tinggi
1–3 mm, dengan bulu kejur hingga 7 mm; ligula (lidah-lidah)
menggerigi, tinggi 2–4 mm, lokos.[9][10]
Daun pada ranting
bentuk lanset, 13-49 × 2–9 cm, sisi bawahnya agak berbulu; kuping pelepah
kecil dan membulat, tinggi 1–2 mm, lokos; ligula rata, tinggi lk.
2–4 mm, lokos.[9]
Perbungaan berupa malai pada ranting yang berdaun, dengan
kelompok-kelompok hingga 30 spikelet pada
masing masing bukunya, terpisah sejarak 1-8,5 cm. Spikelet bentuk bulat
telur sempit, 13-22 × 2–3 mm, dengan 2-3 gluma hampa
dan 3 floret yang sempurna.[10]
Cara Membuat Lampu Hias dari Bambu

Pada ide berikutnya adalah
cara membuat kerajinan lampu hias dari bambu ini dapat kamu gunakan agar
rumahmu terlihat lebih menarik dan indah. Serta bisa kamu jadikan sebagai
keindahan interior rumah bisa dicapai tanpa perlu mengeluarkan modal yang
besar. Lampu hias dari bambu semacam ini dapat kamu letakkan di berbagai sudut
ruangan, di atas meja, atau bahkan di luar rumah.
Sebelum kami mengawali
membuat lampu hias-nya, tersedia baiknya anda persiapkan lebih dahulu
bahan-bahan dan peralatan selanjutnya ini:
Alat dan Bahan Kerajinan Bambu :
- Batang
bambu 1-3 meter
- Lampu
irit daya 5 watt bersama dengan warna cocok selera anda (merah, kuning,
putih, biru, dll)
- Kabel
lampu secukupnya
- Kuas
cat
- Cat
warna cocok selera anda atau pelitur kalau anda ingin warna natural bambu
- Cat
clear
- Semen
- Amplas
- Gunting/cutter
- Gergaji
- Alat
Pahat
ROTAN BUYUNG | Calamus optimus Becc

Rotan ini termasuk dalam golongan rotan kecil di beberapa
daerah menyebutnya Buyung, Selutup, Sega Bulu (Kalimantan). Penyebarannya meliputi : Sulawesi, Kalimantan,
Sumatera. Tumbuh dan berkembang dipinggiran sungai pada 100 – 300 mdpl, ditanah
berbatu, pasir dan punggung gunung. Hidup merumpun sampai dengan 60
batang.
Dengan ciri - ciri sebagai berikut;
1.
Diameter
batang antara 12 – 24 mm.
2.
Panjang ruas
batang antara 20 -30 cm, hijau kekuningan, bila kering mengkilat, panjang
sampai dengan 40 m, kuat dan ulet.
3.
Daun : Majemuk
menyirip panjang 1 m, anak daun bundar telur lanset pada ujung daun terdapat
sulur panjat, pelepah dan tangkai daun berduri, duduk daun berhadapan, hijau
tua.
4.
Berbuah
lonjong 1,5 cm, coklat kemerahan, berbiji tunggal.
5.
Manfaat batang
sebagai bahan anyam dalam furniture.
Kerajinan Rotan Buyung

Kalimantan kaya akan berbagai sumber daya
alam. Begitu pula dengan Kabupaten Katingan di Kalimantan Tengah. Kabupaten
yang beribukota di Kasongan ini merupakan penghasil rotan terbesar di
Kalimantan. Dari 13 kecamatan, tercatat 10 di antaranya merupakan wilayah
penghasil rotan. Tak heran jika Kabupaten Katingan mampu menghasilkan 500 ton
lebih rotan dalam waktu sebulan.
Rotan memang sejak dulu sudah menyatu
dengan kebudayaan masyarakat Suku Dayak di Katingan. Selain digunakan dalam
berbagai upacara dan perayaan, rotan juga dimanfaatkan menjadi bahan pangan
yang lezat. Belakangan ini, hubungan rotan dengan Suku Dayak di Katingan
semakin erat. Tidak hanya untuk keperluan upacara dan bahan pangan, rotan juga
telah dikembangkan menjadi bahan pembuat kerajinan.
Pemerintah Kabupaten Katingan telah
melakukan berbagai upaya agar kerajinan rotan dikenal oleh masyarakat luas.
Usaha-usaha tersebut antara lain mendirikan sekolah menengah kejuruan yang
fokus pada kerajinan rotan, menjalin kerjasama dengan lembaga perbankan untuk
peminjaman modal usaha kerajinan rotan, hingga melakukan berbagai pelatihan.
Pemerintah Kabupaten Katingan juga telah
menginstruksikan kepada pemilik perkebunan rotan untuk membudidayakan rotan
jenis tertentu. Rotan yang dibudidayakan antara lain rotan manau, rotan taman,
dan rotan sabutan. Ketiga jenis rotan tersebut merupakan jenis rotan yang biasa
digunakan sebagai bahan utama pembuatan kerajinan.
Kerajinan rotan yang dihasilkan masyarakat
Katingan memiliki perbedaan jika dibandingkan kerajinan rotan dari Pulau Jawa.
Kerajinan rotan Katingan menggunakan motif khas Dayak, seperti kemang atau
burung tingang. Motif-motif tersebut memang sudah melekat dengan kebudayaan dan
menjadi ciri etnisitas Suku Dayak.
Kerajinan Bambu Kuning

Tidak ada komentar:
Posting Komentar